Lindsey Lourenco, gadis 18 tahun sudah berperang melawan kanker selama 6 tahun. Semenjak itu kehidupannya berubah. Ia tak bisa melakukan kegiatan seperti anak-anak seumurnya. Ia harus menjalani beragam rangkaian kemoterapi yang menyakitkan. Tapi ia tak pernah menyerah.
Sayangnya di awal tahun ini, penyakitnya tambah parah. Tepatnya bulan April lalu, ibunda Lindsey menyanyikan lagu di depan tubuh putrinya yang terbaring tak berdaya di rumah sakit. Lagu itu bercerita tentang perasaan ibunda Lindsay mengenai perjuangan putrinya melawan kanker.
"Putriku sempurna, ia kuat. Saat dokter menyatakan ia kanker, aku tak bisa menerima, tapi ia justru bilang, 'Ibu aku tak apa-apa,'," Demikian sepenggal lirik lagu ciptaan ibu Lindsay. Ironisnya, tak lama setelah ibunya selesai bernyanyi, Lindsay menghembuskan nafas terakhirnya.
Sayangnya di awal tahun ini, penyakitnya tambah parah. Tepatnya bulan April lalu, ibunda Lindsey menyanyikan lagu di depan tubuh putrinya yang terbaring tak berdaya di rumah sakit. Lagu itu bercerita tentang perasaan ibunda Lindsay mengenai perjuangan putrinya melawan kanker.
"Putriku sempurna, ia kuat. Saat dokter menyatakan ia kanker, aku tak bisa menerima, tapi ia justru bilang, 'Ibu aku tak apa-apa,'," Demikian sepenggal lirik lagu ciptaan ibu Lindsay. Ironisnya, tak lama setelah ibunya selesai bernyanyi, Lindsay menghembuskan nafas terakhirnya.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment