Peringatan 40 hari wafatnya
Ustaz Jerry Al Bukhori dihadiri banyak jamaah yang berdatangan dari
berbagai wilayah dan mereka harus rela berdesakan untuk mendapat posisi
duduk yang nyaman. Alhasil ada jamaah yang pingsan bahkan meninggal
dunia.
Adalah Atjih, wanita berusia 55 tahun ini meninggal dunia ketika sedang mendengar tausiah dari Ustaz Akrie. "Sebelum meninggal, kami sedang ngobrol bahkan tertawa. Tapi saat itu, bu Atjie mengeluh sesak nafas, dan tiba-tiba jatuh," kata Yuni salah satu rekan yang datang bersama korban ke rumah Uje.
Kemudian Atjie dibawa oleh enam orang menuju pos kesehatan (khusus bagi jamaah yang sakit atau pingsan). Sesampainya di pos itu, ada salah satu panitia yang kebetulan juga seorang dokter, Sri Hartanti. Ketika memeriksa, katanya, detak nadi Atjie sangat rendah dan harus segera dibawa ke rumah sakit.
"Saat saya meraba, nadi semakin melemah dan tak terdengar lagi. Kaki menjadi dingin dan pupil mata sudah membesar," kata Sri.
Kemudian Atjie dibawa ke rumah sakit Soenyoto, letaknya tak jauh dari kediaman Uje. Menurut Sri, kemungkinan Atjie memiliki riwayat jantung dan tubuhnya juga terlalu gemuk. "Ia terkena serangan jantung. Ia juga kekurangan oksigen dan kelelahan. Orang yang miliki riwayat penyakit jantung pasokan oksigennya tidak memadai."
Selain salah satu jamaah meninggal, ada juga tiga jamaah lainnya yang pingsan. Nuri Maulida, yang mewakili panitia, menjelaskan bahwa sebenarnya ada tim yang cepat tanggap kalau ada yang pingsan.
"Kami juga sediakan kendaraan bukan hanya tim medis, tapi kalau dokter memang tidak ada. Ini karena persiapan yang sedikit sempit," kata Nuri usai ditemui di acara Tahlilan 40 hari Uje.
Menurut Nuri, ada jamaah yang menolak ketika diberikan makan dan minuman. Padahal mereka ada yang datang dari pagi atau siang. Suasana juga penuh dan sesak. "Mereka hanya mengatakan, kalau kesini hanya untuk membaca yasin."
Adalah Atjih, wanita berusia 55 tahun ini meninggal dunia ketika sedang mendengar tausiah dari Ustaz Akrie. "Sebelum meninggal, kami sedang ngobrol bahkan tertawa. Tapi saat itu, bu Atjie mengeluh sesak nafas, dan tiba-tiba jatuh," kata Yuni salah satu rekan yang datang bersama korban ke rumah Uje.
Kemudian Atjie dibawa oleh enam orang menuju pos kesehatan (khusus bagi jamaah yang sakit atau pingsan). Sesampainya di pos itu, ada salah satu panitia yang kebetulan juga seorang dokter, Sri Hartanti. Ketika memeriksa, katanya, detak nadi Atjie sangat rendah dan harus segera dibawa ke rumah sakit.
"Saat saya meraba, nadi semakin melemah dan tak terdengar lagi. Kaki menjadi dingin dan pupil mata sudah membesar," kata Sri.
Kemudian Atjie dibawa ke rumah sakit Soenyoto, letaknya tak jauh dari kediaman Uje. Menurut Sri, kemungkinan Atjie memiliki riwayat jantung dan tubuhnya juga terlalu gemuk. "Ia terkena serangan jantung. Ia juga kekurangan oksigen dan kelelahan. Orang yang miliki riwayat penyakit jantung pasokan oksigennya tidak memadai."
Selain salah satu jamaah meninggal, ada juga tiga jamaah lainnya yang pingsan. Nuri Maulida, yang mewakili panitia, menjelaskan bahwa sebenarnya ada tim yang cepat tanggap kalau ada yang pingsan.
"Kami juga sediakan kendaraan bukan hanya tim medis, tapi kalau dokter memang tidak ada. Ini karena persiapan yang sedikit sempit," kata Nuri usai ditemui di acara Tahlilan 40 hari Uje.
Menurut Nuri, ada jamaah yang menolak ketika diberikan makan dan minuman. Padahal mereka ada yang datang dari pagi atau siang. Suasana juga penuh dan sesak. "Mereka hanya mengatakan, kalau kesini hanya untuk membaca yasin."
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment