Khusus Artis - Mungkin liburan musim panas di Amerika Serikat akan menjadi sedikit
kering, manakala waralaba film balapan jalanan Fast Furious tidak lagi
diproduksi oleh Hollywood. Tapi setidaknya, musim panas kurang greget
itu belum terasa sejak 2001, ketika The Fast and The Furious hadir dan
menjadi hits tak terduga dengan meraup 207 juta dolar Amerika dari
seluruh dunia, berlanjut hingga Fast and Furious 6 atau Fast Six hadir
tahun ini.
Melanjutkan kisah dari Fast Five, kini keluarga besar Dominic Toretto atau Dom (Vin Diesel) pensiun dari dunia balap dan perampokan, serta menjadi buronan kepolisian Amerika Serikat. Brian O’Connor (Paul Walker) bersama Mia Toretto (Jordana Brewster) membangun keluarga bersama bayi mereka, Jack. Gisele (Gal Gadot) dan Han (Sung Kang) tinggal di Tokyo, sementara Roman (Tyrese Gibson) dan Tej Parker (Chris Bridges alias Ludacris) juga hidup menikmati kemewahan.
Tak lama agen federal Luke Hobbs (Dwayne Johnson)meminta bantuan Toretto dan anak buahnya untuk menangkap kelompok penjahat kriminal pimpinan Owen Shaw (Luke Evans), yang lihai dan berhasil lolos setelah merampok konvoy tentara Rusia.
Hobbs menjanjikan amnesti penuh untuk seluruh anggota Dom, sementara Dom ingin membuktikan foto yang menunjukkan bahwa kekasihnya Letty (Michelle Rodriguez) masih hidup dan bekerja untuk Shaw. Segera kejar-kejaran dan baku tembak memenuhi aksi kembalinya tim Dom ke jalanan, berhadapan dengan kelompok yang seolah menjadi kembaran jahat mereka.
Keseruan hiburan dari balapan mobil jalanan kembali disajikan oleh Fast Furious 6, kali ini dengan pemain yang lebih ramai, tempat dan konflik yang lebih banyak, serta resiko yang lebih tinggi.
Sutradara Justin Lin menangani waralaba ini sejak film ke tiganya yaitu The Fast and The The Furious : Tokyo Drift. Bagi yang sudah menonton sejak film pertama, pasti mengetahui kalau alur cerita dari Fast Furious, Fast Five , dan Fast and Furious 6 adalah prekuel atau pendahulu dari kisah yang terjadi di The Fast and The Furious : Tokyo Drift.
Sejak awal Fast Six bertutur dengan kecepatan yang sedang dan gerak kamera yang cukup enak buat diikuti. Menarik bahwa Justin Lin melihat ulasan yang kurang menyukai 3 film Fast Furious garapannya. Di Fast Five berlanjut Fast Six ia berhasil mempertahankan ritme dan nafas film dengan menyeimbangkan adegan aksi fantastis, balapan, pertarungan tangan dan senjata, humor, dan drama, dengan naskah yang digarap serius, didukung editing yang teliti.
Arahan kamera dengan tempo cepat mampu menyorot saat-saat krusial yang penting dengan nyaman, seperti pindah gigi saat balapan, susul-menyusul pengejaran dengan mobil, hingga menembak jarak dekat, termasuk pertarungan tangan kosong Joe Taslim dengan Sung Kang dan Tyrese Gibson yang terasa nyata (selamat Joe, Anda mendapat adegan singkat tapi cukup berkesan di situ) . Semuanya hasil kerja indah tim sinematografi Stephen F. Windon.
Porsi balapan, tembak-tembakan, dan pertarungan tangan disajikan dengan serius dan memompa adrenalin. Kekompakan kolaborasi tiap anggota timnya menjadi sesuatu yang diramu dengan apik oleh naskahnya. Sangat menarik menyimak duet konyol Roman dan Trej yang sering mengucapkan dan melakukan sesuatu di saat yang tidak tepat, kompaknya Hobbs dan Roman ngerjain penjual mobil mewah.
Kombat dua perempuan perkasa Michelle Rodriguez dengan Gina Carrano menjadi rumus yang brilian. Setiap karakter memiliki momen dan porsi yang pas untuk bersinar dan menunjukkan kapasitasnya.
Fast Six asyik dinikmati karena bukan sekedar film action tanpa otak. Semuanya diolah dengan baik, berpadu dengan soundtrack electronic dan hip hop yang riuh dan dinamis, meramaikan tiap adegan.
Sisi lain yang mempermanis Fast Six adalah kehadiran unsur keluarga dan kehangatan persaudaraan yang ditonjolkan. Siapa tak trenyuh melihat keluarga harmonis Brian, Mia dan Jack, lalu ngototnya Dom mengejar Letty dengan prinsip “You can’t turn your back in family. Even when they do”, atau kisah cinta Han dengan Gisel.
Namun formula aksi yang digunakan masih tetap pada pakem yang fantastis dan di luar batas kenyataan. Bagaimana seorang karakter melompat dari jarak yang mustahil selamat, lalu ia selamat dengan menggendong karakter lain, misalnya.
Lalu penggunaan beberapa properti yang memberikan kesan wah tapi malah jadi berlebihan. Tapi, sekali lagi, inilah film blockbuster Hollywood yang akan melakukan segalanya untuk memberikan kenikmatan hiburan yang maksimal. Hasil akhirnya Fast Six menjadi film yang memuaskan, seolah menghapus latar belakangnya sebagai sebuah sekuel ke sekian dari film yang beredar 12 tahun yang lalu.
Jangan sampai melewatkan adegan akhir yang muncul setelah credit title berakhir, dimana karakter baru yang diperankan seorang aktor laga terkenal pun muncul menandai kisah film akan berlanjut setelah lakon di The Fast and The Furious : Tokyo Drift.
Melanjutkan kisah dari Fast Five, kini keluarga besar Dominic Toretto atau Dom (Vin Diesel) pensiun dari dunia balap dan perampokan, serta menjadi buronan kepolisian Amerika Serikat. Brian O’Connor (Paul Walker) bersama Mia Toretto (Jordana Brewster) membangun keluarga bersama bayi mereka, Jack. Gisele (Gal Gadot) dan Han (Sung Kang) tinggal di Tokyo, sementara Roman (Tyrese Gibson) dan Tej Parker (Chris Bridges alias Ludacris) juga hidup menikmati kemewahan.
Tak lama agen federal Luke Hobbs (Dwayne Johnson)meminta bantuan Toretto dan anak buahnya untuk menangkap kelompok penjahat kriminal pimpinan Owen Shaw (Luke Evans), yang lihai dan berhasil lolos setelah merampok konvoy tentara Rusia.
Hobbs menjanjikan amnesti penuh untuk seluruh anggota Dom, sementara Dom ingin membuktikan foto yang menunjukkan bahwa kekasihnya Letty (Michelle Rodriguez) masih hidup dan bekerja untuk Shaw. Segera kejar-kejaran dan baku tembak memenuhi aksi kembalinya tim Dom ke jalanan, berhadapan dengan kelompok yang seolah menjadi kembaran jahat mereka.
Keseruan hiburan dari balapan mobil jalanan kembali disajikan oleh Fast Furious 6, kali ini dengan pemain yang lebih ramai, tempat dan konflik yang lebih banyak, serta resiko yang lebih tinggi.
Sutradara Justin Lin menangani waralaba ini sejak film ke tiganya yaitu The Fast and The The Furious : Tokyo Drift. Bagi yang sudah menonton sejak film pertama, pasti mengetahui kalau alur cerita dari Fast Furious, Fast Five , dan Fast and Furious 6 adalah prekuel atau pendahulu dari kisah yang terjadi di The Fast and The Furious : Tokyo Drift.
Sejak awal Fast Six bertutur dengan kecepatan yang sedang dan gerak kamera yang cukup enak buat diikuti. Menarik bahwa Justin Lin melihat ulasan yang kurang menyukai 3 film Fast Furious garapannya. Di Fast Five berlanjut Fast Six ia berhasil mempertahankan ritme dan nafas film dengan menyeimbangkan adegan aksi fantastis, balapan, pertarungan tangan dan senjata, humor, dan drama, dengan naskah yang digarap serius, didukung editing yang teliti.
Arahan kamera dengan tempo cepat mampu menyorot saat-saat krusial yang penting dengan nyaman, seperti pindah gigi saat balapan, susul-menyusul pengejaran dengan mobil, hingga menembak jarak dekat, termasuk pertarungan tangan kosong Joe Taslim dengan Sung Kang dan Tyrese Gibson yang terasa nyata (selamat Joe, Anda mendapat adegan singkat tapi cukup berkesan di situ) . Semuanya hasil kerja indah tim sinematografi Stephen F. Windon.
Porsi balapan, tembak-tembakan, dan pertarungan tangan disajikan dengan serius dan memompa adrenalin. Kekompakan kolaborasi tiap anggota timnya menjadi sesuatu yang diramu dengan apik oleh naskahnya. Sangat menarik menyimak duet konyol Roman dan Trej yang sering mengucapkan dan melakukan sesuatu di saat yang tidak tepat, kompaknya Hobbs dan Roman ngerjain penjual mobil mewah.
Kombat dua perempuan perkasa Michelle Rodriguez dengan Gina Carrano menjadi rumus yang brilian. Setiap karakter memiliki momen dan porsi yang pas untuk bersinar dan menunjukkan kapasitasnya.
Fast Six asyik dinikmati karena bukan sekedar film action tanpa otak. Semuanya diolah dengan baik, berpadu dengan soundtrack electronic dan hip hop yang riuh dan dinamis, meramaikan tiap adegan.
Sisi lain yang mempermanis Fast Six adalah kehadiran unsur keluarga dan kehangatan persaudaraan yang ditonjolkan. Siapa tak trenyuh melihat keluarga harmonis Brian, Mia dan Jack, lalu ngototnya Dom mengejar Letty dengan prinsip “You can’t turn your back in family. Even when they do”, atau kisah cinta Han dengan Gisel.
Namun formula aksi yang digunakan masih tetap pada pakem yang fantastis dan di luar batas kenyataan. Bagaimana seorang karakter melompat dari jarak yang mustahil selamat, lalu ia selamat dengan menggendong karakter lain, misalnya.
Lalu penggunaan beberapa properti yang memberikan kesan wah tapi malah jadi berlebihan. Tapi, sekali lagi, inilah film blockbuster Hollywood yang akan melakukan segalanya untuk memberikan kenikmatan hiburan yang maksimal. Hasil akhirnya Fast Six menjadi film yang memuaskan, seolah menghapus latar belakangnya sebagai sebuah sekuel ke sekian dari film yang beredar 12 tahun yang lalu.
Jangan sampai melewatkan adegan akhir yang muncul setelah credit title berakhir, dimana karakter baru yang diperankan seorang aktor laga terkenal pun muncul menandai kisah film akan berlanjut setelah lakon di The Fast and The Furious : Tokyo Drift.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment